Tulisan ini membawa kita ke dalam refleksi mendalam mengenai peran mitos, cerita rakyat, tabu, dan tradisi lokal dalam pencegahan bencana. Buku ini mengingatkan kita bahwa meskipun seringkali dianggap sebagai khayalan atau ketinggalan zaman, konsep-konsep ini memiliki nilai yang mendalam dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ini mengawali perjalanan dengan menyadarkan kita tentang kekurangan dalam memahami dan menghargai mitos serta cerita rakyat. Terlalu sering, kita mengabaikan makna yang terkandung di dalamnya. Kita lupa bahwa mitos adalah bentuk penyampaian pesan yang mengandung nilai-nilai penting. Selanjutnya, buku ini membawa kita melihat bagaimana mitos dan cerita rakyat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah tradisi Mapag Sri yang menghormati Dewi Sri Pohaci, yang mencerminkan bagaimana mitos menjadi bagian integral dari budaya dan kearifan lokal. Buku ini juga menggambarkan bagaimana mitos dapat memengaruhi tabu dan larangan dalam masyarakat. Sebagai contoh, tabu terhadap perlakuan buruk terhadap monyet di Kalijaga dan Plangon di Cirebon, yang berasal dari mitos, mencerminkan bagaimana nilai-nilai ini dijaga dan dihormati oleh komunitas. Terakhir, buku ini menantang kita untuk melihat mitos, cerita rakyat, tabu, dan tradisi lokal sebagai sarana komunikasi penyampaian pesan. Meskipun tidak selalu dengan pendekatan ilmiah, konsep-konsep ini memiliki fungsi yang mendalam dalam menyampaikan makna dan nilai-nilai tertentu. Sebagai penutup, buku ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana cara modern dan tradisional dapat bersinergi dalam menjaga kelestarian alam dan mitigasi bencana. Ini adalah panggilan untuk menghargai dan memanfaatkan konsep-konsep yang telah ada sejak nenek moyang kita untuk mencapai tujuan tersebut. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi untuk berperan aktif dalam melestarikan lingkungan dan mengurangi risiko bencana. |
MANTRA PENOLAK BENCANA: Sekumpulan Esai Kearifan Lokal dalam Tinjauan Ekologi
Brand :
Reviews
There are no reviews yet.